Bukan Jawa! Rote Ndao Sah Jadi Sentra Garam Nasional, Ini Alasannya

Rote Ndao, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) buka-bukaan soal alasan Pulau Rote Ndao di Nusa Tenggara Timur (NTT) dipilih menjadi sentra garam nasional. Direktur Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil KKP Ahmad Aris mengatakan pemilihan Rote Ndao sebagai sentra garam nasional disebabkan karena posisinya lebih dekat dengan Australia.

Rote Ndao

Rote Ndao, sebuah kabupaten di Nusa Tenggara Timur (NTT), kini menjadi sorotan utama dalam peta industri garam nasional. Melalui inisiatif Kawasan Sentra Industri Garam Nasional (K-SIGN), Rote  dipersiapkan untuk mengakhiri ketergantungan Indonesia terhadap impor garam. Namun, mengapa Rote yang terletak di ujung selatan Indonesia—bukan Jawa—yang dipilih?

Potensi Alam dan Iklim yang Mendukung

Rote Ndao memiliki potensi alam yang luar biasa untuk produksi garam. Lahan seluas 2.500 hektar di kabupaten ini telah lama dikenal sebagai sentra produksi garam rakyat. Dengan curah hujan yang rendah dan kualitas air laut yang baik, Rote Ndao menawarkan kondisi ideal untuk produksi garam berkualitas tinggi.

Infrastruktur dan Aksesibilitas

Meskipun terletak di wilayah timur Indonesia, Rote Ndao memiliki infrastruktur yang memadai. Terdapat 542,5 kilometer jalan, dengan 314,7 kilometer di antaranya telah diaspal. Bandara David Constantijn Saudale dan Pelabuhan Ba’a yang terhubung dengan program tol laut TL13 memudahkan distribusi hasil produksi ke pasar nasional dan internasional.

Dukungan Pemerintah dan Program Pelatihan

Pemerintah melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) telah meluncurkan program pelatihan pembuatan garam di Desa Bo’a, Kecamatan Rote Barat. Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan masyarakat dalam produksi garam berkualitas, sekaligus memperkuat ekonomi lokal.

Dampak Ekonomi dan Sosial

Pengembangan K-SIGN di Rote  diperkirakan akan menyerap lebih dari 26.600 tenaga kerja. Hal ini tidak hanya akan meningkatkan produksi garam nasional, tetapi juga memberikan dampak positif terhadap perekonomian daerah dan kesejahteraan masyarakat setempat.

Kesimpulan

Rote memiliki semua elemen yang dibutuhkan untuk menjadi sentra garam nasional: potensi alam. Ditambah infrastruktur yang memadai, dukungan pemerintah, dan dampak ekonomi yang signifikan. Dengan pengembangan K-SIGN, Rote siap mengakhiri ketergantungan Indonesia terhadap impor garam dan menjadi simbol kemandirian industri garam nasional.

https://gicomusic.com/

Tags:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*