Ekonomi RI, Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Indonesia (UI) merilis Trade and Industry Brief Vol VIII No. 2. Tim peneliti LPEM FEB UI menilai Indonesia menunjukkan gejala perlambatan ekonomi, yang diakibatkan oleh sejumlah faktor, a.l. tergerusnya daya beli, menyusutnya kelas menengah dan menurunnya produktivitas sektoral, yang juga tercermin dalam dinamika industri dan ketenagakerjaan sejak awal 2025.
Pendahuluan
Lembaga Penyelidikan Ekonomi RI dan Masyarakat (LPEM) Universitas Indonesia (UI) baru-baru ini merilis hasil riset yang menunjukkan adanya pelambatan signifikan dalam perekonomian Indonesia. Indikator-indikator utama, seperti pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB), indeks manufaktur, dan daya beli masyarakat, menunjukkan tren penurunan yang mengkhawatirkan. Salah satu sektor yang paling terdampak adalah industri manufaktur, yang selama ini menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia.
Tren Pelambatan Ekonomi Indonesia
Menurut laporan LPEM UI, pertumbuhan PDB Indonesia mengalami penurunan dalam dua kuartal berturut-turut. Pada kuartal pertama tahun 2025, PDB hanya tumbuh 4,2%, sementara pada kuartal kedua tercatat 3,8%. Angka ini jauh di bawah target pemerintah yang sebelumnya dipatok di angka 5,5%.
Selain itu, Indeks Manajer Pembelian (PMI) Indonesia juga menunjukkan penurunan. PMI manufaktur Indonesia pada bulan Mei 2025 tercatat 48,3, yang berarti berada di bawah angka 50 dan mengindikasikan kontraksi dalam sektor manufaktur.
Sektor Industri Melemah
Sektor industri manufaktur, yang menyumbang sekitar 20% terhadap PDB Indonesia, menjadi salah satu sektor yang paling terdampak. Beberapa sub-sektor yang mengalami penurunan signifikan antara lain otomotif, tekstil, dan elektronik.
Misalnya, produksi kendaraan bermotor pada kuartal pertama tahun 2025 mengalami penurunan sebesar 12% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Begitu juga dengan ekspor tekstil, yang turun sekitar 8% pada periode yang sama.
Faktor Penyebab Pelambatan
LPEM UI mengidentifikasi beberapa faktor yang menjadi penyebab utama pelambatan ekonomi dan melemahnya sektor industri, antara lain:
- Penurunan Permintaan Global
Permintaan dari negara mitra dagang utama Indonesia, seperti China dan Amerika Serikat, mengalami penurunan. Hal ini berdampak pada turunnya ekspor Indonesia. - Kenaikan Biaya Produksi
Harga bahan baku dan energi yang meningkat menyebabkan biaya produksi naik, sementara daya beli masyarakat tidak sebanding. - Ketidakpastian Politik dan Regulasi
Ketidakpastian terkait kebijakan pemerintah dan regulasi yang berubah-ubah membuat investor ragu untuk menanamkan modal. - Keterbatasan Infrastruktur
Keterbatasan infrastruktur, terutama di daerah-daerah terpencil, menghambat distribusi barang dan meningkatkan biaya logistik.
Dampak Sosial dan Ekonomi
Pelambatan ekonomi dan melemahnya sektor industri memiliki dampak yang luas, antara lain:
- Peningkatan Pengangguran
Penutupan atau pengurangan kapasitas produksi di sektor industri menyebabkan banyak pekerja kehilangan pekerjaan. - Penurunan Daya Beli Masyarakat
Dengan meningkatnya pengangguran dan ketidakpastian ekonomi, daya beli masyarakat menurun, yang pada gilirannya memperburuk kondisi ekonomi. - Menurunnya Investasi Asing
Ketidakpastian ekonomi dan politik membuat investor asing enggan menanamkan modal di Indonesia.
Langkah-Langkah Pemerintah dan Rekomendasi
Menanggapi kondisi ini, pemerintah Indonesia telah mengambil beberapa langkah, antara lain:
- Peningkatan Infrastruktur
Pemerintah meningkatkan investasi di sektor infrastruktur untuk mendukung distribusi barang dan efisiensi logistik. - Penyederhanaan Regulasi
Upaya untuk menyederhanakan regulasi dan memberikan kepastian hukum bagi pelaku usaha. - Pemberian Insentif
Memberikan insentif fiskal dan non-fiskal untuk mendorong investasi dan produksi domestik.
Namun, LPEM UI juga memberikan beberapa rekomendasi, antara lain:
- Diversifikasi Ekonomi
Mengurangi ketergantungan pada sektor industri tertentu dan mendorong pengembangan sektor-sektor lain seperti digital dan pariwisata. - Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia
Melalui pelatihan dan pendidikan untuk meningkatkan keterampilan tenaga kerja agar lebih adaptif terhadap perubahan teknologi. - Peningkatan Daya Saing
Mendorong inovasi dan efisiensi di sektor industri untuk meningkatkan daya saing produk Indonesia di pasar global.
Kesimpulan
Pelambatan Ekonomi RI dan melemahnya sektor industri merupakan tantangan besar yang harus dihadapi. Namun, dengan langkah-langkah yang tepat dan sinergi antara pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat, tantangan ini dapat diubah menjadi peluang untuk membangun ekonomi yang lebih tangguh dan berkelanjutan.