Militer Siaga, Kamboja memerintahkan pasukan untuk tetap “siaga penuh” dan melarang drama Thailand di televisi pada hari Jumat (13/6/2025). Ini menjadi update terbaru dari pertikaian perbatasan yang sedang berlangsung antara negara-negara tetangga Asia Tenggara tersebut. Phnom Penh juga memutus koneksi internet yang melewati Thailand pada malam menjelang pertemuan antara kedua belah pihak yang bertujuan untuk meredakan ketegangan setelah bentrokan mematikan bulan lalu. Kekerasan berkobar pada tanggal 28 Mei di daerah yang dikenal sebagai Segitiga Zamrud, tempat perbatasan Kamboja, Thailand, dan Laos bertemu, dengan seorang tentara Kamboja tewas.

ketegangan antara Kamboja dan Thailand memuncak setelah bentrokan singkat di kawasan perbatasan yang disengketakan, mengakibatkan tewasnya seorang tentara Kamboja. Sebagai respons, Pemerintah Kamboja mengeluarkan kebijakan mengejutkan: menghentikan tayangan drama dan film Thailand serta menyiagakan militer. Langkah ini menandai eskalasi signifikan dalam hubungan bilateral kedua negara.
Latar Belakang Konflik: Sejarah Panjang Sengketa Perbatasan
Sengketa antara Kamboja dan Thailand telah berlangsung lama, berakar dari ketidakjelasan batas wilayah yang diwariskan sejak era kolonial. Salah satu titik api utama adalah Candi Preah Vihear, yang pada tahun 1962 diputuskan oleh Mahkamah Internasional (ICJ) sebagai milik Kamboja. Namun, keputusan tersebut tidak serta merta mengakhiri perselisihan; sebaliknya, memicu ketegangan nasionalis di kedua belah pihak.
Pada 13 Februari 2025, ketegangan kembali meningkat ketika tentara Thailand mencegah wisatawan Kamboja menyanyikan lagu kebangsaan mereka di Candi Prasat Ta Moan Thom, yang terletak di wilayah yang juga dipersengketakan. Insiden ini memicu protes keras dari Kamboja dan memperburuk hubungan yang sudah tegang.
Insiden Mematikan: Bentrokan 28 Mei 2025
Pada 28 Mei 2025, bentrokan singkat terjadi di kawasan perbatasan yang tidak terdokumentasi dengan jelas, mengakibatkan tewasnya seorang tentara Kamboja. Kedua negara saling tuduh sebagai pihak yang memulai konflik. Pemerintah Kamboja menanggapi dengan menyiagakan militer dan menghentikan tayangan drama serta film Thailand sebagai bentuk protes dan solidaritas nasional.
Langkah Taktis: Menghentikan Tayangan Drama Thailand
Sebagai bagian dari respons diplomatik, Kamboja memerintahkan penghentian seluruh tayangan drama dan film Thailand di media massa mereka. Langkah ini bertujuan untuk menekan Thailand secara budaya dan ekonomi. Pemerintah Kamboja berencana menggantinya dengan konten dari Tiongkok, Korea, atau produksi domestik. Selain itu, Kamboja juga mengalihkan lalu lintas internet untuk menghindari penggunaan jaringan Thailand, meskipun ini menyebabkan gangguan layanan sementara.
Reaksi Thailand: Menanggapi dengan Siaga Militer
Siaga Militer Thailand merespons dengan meningkatkan kesiapan militer di sepanjang perbatasan. Menteri Pertahanan Thailand, Phumtham Wechayachai, menyatakan bahwa negara harus siap menghadapi segala kemungkinan. Meskipun demikian, Thailand juga menekankan pentingnya dialog dan menghindari eskalasi lebih lanjut.
Dimensi Politik Domestik: Pengaruh Nasionalisme
Baik di Kamboja maupun Thailand, nasionalisme memainkan peran penting dalam memperburuk ketegangan. Politisi di kedua negara menggunakan isu perbatasan untuk meraih dukungan domestik, yang seringkali memperburuk situasi. Di Kamboja, Perdana Menteri Hun Manet mengingatkan akan bahaya retorika nasionalis yang dapat memperburuk hubungan bilateral.
Upaya Diplomatik: Dialog dan Mediasi
Meskipun ketegangan meningkat, kedua negara sepakat untuk kembali ke posisi perbatasan yang telah disepakati sebelumnya. Pertemuan Komisi Perbatasan Bersama dijadwalkan pada 14 Juni 2025 di Phnom Penh untuk membahas penyelesaian sengketa secara damai. Namun, perbedaan pandangan mengenai yurisdiksi Mahkamah Internasional tetap menjadi hambatan utama.
Dampak Sosial dan Ekonomi
Langkah Kamboja menghentikan tayangan drama Thailand memiliki dampak signifikan pada industri hiburan kedua negara. Banyak warga Kamboja yang menggemari drama Thailand merasa kecewa, sementara produsen konten lokal berusaha mengisi kekosongan tersebut. Di sisi lain, gangguan layanan internet akibat pengalihan lalu lintas juga mempengaruhi aktivitas ekonomi dan komunikasi.
Prospek Masa Depan: Menuju Resolusi atau Eskalasi?
Meskipun kedua negara berkomitmen untuk menyelesaikan sengketa melalui dialog, tantangan besar tetap ada. Perbedaan pandangan mengenai yurisdiksi Mahkamah Internasional dan pengaruh nasionalisme domestik dapat menghambat tercapainya solusi damai. Namun, upaya mediasi oleh pihak ketiga dan tekad untuk menghindari konflik terbuka memberikan harapan akan penyelesaian yang konstruktif.
Kesimpulan
Ketegangan antara Kamboja dan Thailand mencerminkan kompleksitas hubungan internasional yang dipengaruhi oleh sejarah, politik domestik, dan nasionalisme. Langkah-langkah yang diambil oleh kedua negara menunjukkan adanya keinginan untuk mempertahankan kedaulatan dan martabat nasional. Namun, penting untuk diingat bahwa dialog dan diplomasi tetap menjadi jalan terbaik untuk mencapai perdamaian dan stabilitas regional.
https://popvizyon.com/
https://gicomusic.com/
Tags: Militer Siaga